RSS

Kamis, 28 April 2016

Tulisan Analisis Perubahan Pendapatan&Analisis Laporan Sumber dan Pengunaan Modal Kerja

Tulisan
Analisis Perubahan Pendapatan
Pengertian Pendapatan

        Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor.

Sumber pendapatan :

1. Transaksi modal atau pendanaan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh
     pemegang obligasi dan pemegang saham.

2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa produk perusahaan seperti aktiva tetap, surat berharga atau
    penjualan anak/cabang perusahaan.

3. hadiah , sumbangan atau penemuan

4. revaluasi aktiva

5. penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran hasil penjualan produk

Proses terbentuk dan terealisasinya pendapatan :

1. EARNING PROCESS (proses pembentukan pendapatan) = konsep terjadinya pendapatan . Pendapatan 
    dianggap terbentuk bersamaan dengan seluruh proses berlangsungnya operasi perusahaan (produksi,
    penjualan dan pengumpulan piutang).

2. REALIZATION PROCESS (proses realisasi pendapatan) .Pendapatan dianggap terbentuk setelah produk
    selesai dikerjakan dan terjual langsung / atas dasar kontrak penjualan.

Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba Bersih atau Pendapatan :

• Volume produk yang dijual

• Harga jual produk

• Biaya produksi

Pengukuran Pendapatan

        Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang dapat diterima, jumlah pendapatan biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli yang diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan, umumnya berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.

        Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat nilai yang sama maka pertukaran tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Dan bila barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

Karakteristik Pendapatan : P&L menyatakan bahwa pendapatan dapat ditinjau dari 2 aspek : FISIK & MONETER

1. Aspek fisik : pendapatan adalah hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba

2. Aspek moneter : pendapatan adalah aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan
    dalam arti luas.

Pengakuan Pendapatan

Pendapatan dapat diakui berdasarkan :
1. Kemajuan Produksi , mis : produksi berdasarkan pesanan, berdasarkan kontrak atas barang berwujud
    seperti pembuatan kapal, gedung, jalan raya, bendungan dll.

2. Saat produksi selesai, mis : industri ekstraktif (pertambangan), pertanian.

    Pengakuan ini disebabkan karena punya pasar yang luas dan harga yang pasti (mis : beras, timah, emas)

3. Penjualan (dasar paling obyektif/standar utama)

Dasar ini didukung oleh P&L dengan alasan :

a. Pendapatan merupakan jumlah rupiah yang menyatakan produk akhir operasi perusahaan dan oleh
    karena itu harus diakui dan diukur pada tingkat atau titik kegiatan yang menentukan dalam aliran kegiatan
    operasi perusahaan. 
b. Pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung dengan timbulnya aktiva baru yang dapat dipercaya,
    sebaiknya berupa kas atau piutang.

Keberatan dasar penjualan ini adalah :

a. Ada kemungkinan barang dikembalikan

b. Tidak seluruh piutang dapat tertagih

c. Ada biaya yang timbul setelah penjualan ( mis : biaya administrasi, biaya perbaikan barang dll)

d. Piutang (hasil penjualan kredit) bukan aktiva yang mempunyai daya beli yang nyata.

4. Saat penerimaan Kas, mis : perusahaan jasa dan perusahaan yang menjual secara angsuran /cicilan.

Untuk penjualan angsuran, dasar pikirannya adalah :

a. seluruh/sebagian piutang yang timbul bukan merupakan aktiva yang mempunyai daya beli murni

b. makin lama jangka waktu untuk mengangsur semakin besar kemungkinan piutang tidak tertagih

c. biaya sesudah penjualan, terutama biaya penagihan dan pengumpulan piutang , biasanya lebih tinggi
    dibanding dengan biaya sesudah penjualan untuk penjualan kredit (jk.pendek).

Kriteria pengakuan pendapatan menurut FASB:

Pendapatan baru dapat diakui apabila :
1. Jumlah rupiah pendapatan telah terealisasi/cukup pasti segera terealisasi

   Terealisasi : telah terjadi transasksi pertukaran produk/jasa hasil kegiatan perusahaan dengan kas /klaim
                     untuk menerima kas.

2. Sudah terhimpun/terbentuk (earned)

Masalah Pengukuran dan pengakuan pendapatan
a. Masalah pengukuran pendapatan
        Pengukuran akuntansi haruslah diarahkan ke penyajian informasi yang relevan untuk penggunaan yang ditetapkan. Pembatasan data yang tersedia dan ciri-ciri tertentu dari lingkungan membatasi keakuratan dan keterandalan pengukuran. Oleh sebab itu keterbatasan ini harus dikemukakan secara eksplisit dan dipertimbangkan dalam pengembangan prinsip serta prosedur akuntansi, karena kendala-kendala ini tidak dapat dibuang oleh lingkungan atau kurangnya alat pengukur memadai. Nilai tukar produk atau jasa sebagai hasil penjualan perusahaan merupakan ukuran terbaik dan paling objektif bagi pendapatan.

        Penentuan satuan ukur untuk pendapatan secara umum dinyatakan dengan jumlah uang atau unit moneter. Penentuan ini menimbulkan masalah, oleh sebab itu adanya penurunan atau kenaikan daya beli umum sepanjang waktu. Keterbatasan pengukuran pendapatan dapat timbul karena data akuntansi disajikan berdasarkan asumsi bahwa data itu relevan. Meramalkan pada masa yang akan datang pada umumnya tidak pasti, maka sulit menetapkan pengukuran yang relevan untuk tujuan ini. Namun, ketidakmampuan untuk membuat pengukuran pendapatan yang terandal dan atribut khusus yang dianggap relevan dapat juga disebab oleh kurangnya teknik pengukuran yang terandal dan ketidakmampuan untuk menemukan prosedur pengukuran pendapatan yang menjelaskan secara layak atribut yang sedang diukur.

b. Masalah pengakuan pendapatan
        Pada penjelasan sebelumnya konsep pendapatan hingga saat ini sulit dirumuskan oleh para ahli ekonomi maupun akuntansi, hal ini disebabkan pendapatan menyangkut prosedur tertentu, perubahan nilai tertentu dan waktu pendapatan harus dilaporkan.
        Didalam definisi pendapatan sebagai produk perusahaan dalam mengukur dan melaporkan pendapatan masih menghadapi masalah. Suatu alternatif pengakuan pendapatan pada waktu penyelesaian kegiatan utama ekonomi adalah konsep pelaporan pendapatan berdasarkan kejadian kritis atau yang paling menentukan, dengan kata lain sebagian pendapatan
diakui kemudian jika fungsi

Pentingnya analisis perubahan penghasilan dan biaya

        Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :

o Menurut ilmu ekonomi. Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat 
  dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir
  periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran
  terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal 
  periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

o Menurut ilmu akuntansi. Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau 
   membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari
   operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan
   utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan :

• Sumber pendapatan

• Produk dan kegiatan utama perusahaan.

Laporan perubahan laba bruto dan analisisnya

        Laba kotor (gross profit) merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Karena itu laba kotor dipengaruhi oleh harga dan kuantitas penjualan, dan juga harga perolehan tiap unit produk yang terjual. Dari sisi penjualan, perubahan Laba kotor dipengaruhi oleh adanya perubahan pada item:

1. perubahan harga jual per unit produk,

2. perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau dihasilkan.

Dari sisi harga pokok penjualan perubahan laba kotor dipengaruhi oleh adanya perubahan :

1. Harga pokok rata-rata per unit produk, dan

2. Kuantitas atau volume produk yang dijual.

        Berikut diuraikan beberapa formula untuk mengukur variance atau ”penyimpangan” realisasi laba kotor dari laba kotor yang dianggarkan. Formula-formula ini bisa juga digunakan untuk mebuat analisis perubahan laba kotor antara tahun sekarang dengan tahun seelumnya. Untuk tujuan ini maka kata-kata ”dianggarkan” dalam formula ini diganti dengan kata-kata ”tahun lalu”.

        Karena pertimbangan biaya dan kepraktisan, perusahaan-perusahaan yang relatif kecil sering tidak mau membuat anggaran yang lebih spesifik/formal dalam menjalankan bisnisnya. Sebagai pengganti anggaran mereka menggunakan pengalamannya tahun-tahun sebelumnya sebagai patokan (benchmark) untuk tahun terakhir.

a. Perubahan harga jual (sales price variance); yaitu adanya perubahan antara harga jual yang sesungguhnya
    dengan harga jual yang dianggarkan, atau harga jual periode sebelumnya.

b. Perubahan kuantitas produk yang dijual (Sales Volume Variance); yaitu adanya perbedaan anatara
    kuantitas produk yang direncanakan atau periode sebelumnya dengan kuantitas yang sesungguhnya terjual.

c. Perubahan harga pokok penjualan per unit produk (Cost Price Variance); yaitu adanya perbedaan antara
    harga pokok penjualan per unit produk (unit cost) menurut anggaran atau periode sebelumnya dengan
    harga pokok sesungguhnya.

Berbagai macam bentuk ratio antar perkiraan di laporan rugi laba sehubungan dengan analisis perubahan pendapatan

        Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja (working capital). Modal kerja ini misalnya digunakan untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan mentah, membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya untuk membiayai operasi perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengertian dari modal kerja disini peneliti kemukakan beberapa pendapat :

a. James C Van Harne (1997:214) menyatakan, bahwa “Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi
    kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas,
    piutang dan persediaan”.

b. J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991:157), menyatakan bahwa “Modal kerja adalah investasi
    perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan”.

c. Bambang Riyanto (1995:7), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu :

1. Konsep kuantitatif. Konsep ini menunjukan jumlah dana ( fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka
    pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancer ( gross working capital ).

 2. Konsep kualitatif. Menitik beratkan pada kualitas modal kerja menurut konsep ini modal kerja adalah
     kelebihan aktiva lancar terhdap hutang lancar ( net working capital ). Sehingga menunjukan margin of
     protection ( tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek )

3. Konsep fungsional. Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan laba dari usaha
    pokok perusahaan yaitu current income dan future income. Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik
   kesimpulan bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan
    kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan
    memperoleh laba yang optimal.
  
        Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Laporan perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana management mengelolah perputaran atau sirkulasi modalnya

Laporan Keuangan

        Tahapan berikutnya dalam siklus akuntansi adalah mempersiapkan laporan keuangan. Laporan keuangan ini sangat penting bagi pihak manajemen, kreditor dan investor.Laporan keuangan terdiri dari 3 macam :

o Laporan Laba-Rugi (income statement). Laporan laba-rugi adalah salah satu laporan keuangan dalam
   akuntansi yang menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba atau rugi dalam satu periode
   akuntansi.

o Laporan Perubahan Modal (statement of equity) . Laporan perubahan modal adalah salah satu laporan
   keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan bertambahnya atau berkurangnya modal suatu perusahaan
   akibat dari laba atau rugi yang diterima oleh perusahaan tersebut dalam satu periode akuntansi.

o Neraca (balance sheet) . Laporan neraca adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang
   menunjukan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara 
   menyajikan daftar aktiva, utang dan modal pemilik perusahaan.


Faktor-faktor yang mempengaruhi laba bersih

        Menurut Ahmed Belkaouli dalam bukunya Teori Akuntansi jilid 1(1987:Erlangga) Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya. Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.

      Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu 

1. Menurut ilmu ekonomi, Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

2. Menurut ilmu akuntansi, Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan.

        Pendapatan direalisasikan ketika kas diterima untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan itu dapat direalisasikan ketiga klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti piutang usaha atau wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan ke dalam kas tertentu. Kriteria ini juga dipenuhi jika produk tersebut adalah suatu komoditas, seperti emas, dimana ada pasar publik untuk jumlah tak terhingga, dan produk tersebut dapat dibeli dan dijual pada harga pasar yang telah diketahui. Pengukuran pendapatan

        Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memakai dan berkeinginan untuk meakukan transaksi wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima.

        Pengakuan pendapatan. Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.

Analisis Laporan Sumber dan Pengunaan Modal Kerja
Analisis sumber dan penggunaan dana, atau sering disebut dengan analisis dana, merupakan alat finansial yang digunakan untuk mengetahui dari mana dana didapatkan dan untuk apa itu digunakan. Pengertian dana yang digunakan dalam analisis sumber dan penggunaan dana dalam arti sempit diartikan sebagai KasSedangkan dalam arti luas diartikan sebagai Modal Kerja.
Menyusun laporan sumber dan penggunaan dana, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat Laporan Perubahan Neraca yang disusun dari neraca dari dua tahun berurutan. Laporan ini menggambarkan perubahan masing-masing elemen neraca dari neraca awal menjadi neraca akhir. Perubahan masing-masing elemen tersebut perlu dilakukan analisis, yaitu elemen-elemen mana saja yang akan memperkecil dana. Elemen yang memperbesar dana akan menjadi Sumber Dana, dan elemen yang memperkecil dan akan menjadi penggunaan dana
Dana dalam artian Modal Kerja Dalam laporan sumber dan penggunaan modal kerja tidak tercantum didalamnya sumber-sumber dari penggunaan dana yang berasal dari unsur-unsur modal kerja sendiri, karena perubahan-perubahan yang hanya menyangkut unsur-unsur aktiva lancar dan hutang lancar saja.
Dengan demikian, maka jumlah modal kerja hanya akan berubah jika ada perubahan unsur-unsur Non-Current Account. Sumber modal kerja yaitu yang mempunyai efek memperbesar modal, sedangkan Penggunaan modal kerja adalah yang mempunyai efek yang mengurangi modal kerja.
Catatan:          
Apabila Sumber > Penggunaan berarti mempunyai efek positif terhadap modal kerja yaitumenambah modal kerja.
Apabila Sumber < Penggunaan berarti mempunyai efek negatif terhadap modal kerja yaitumemperkecil modal kerja.
Apabila Sumber = Penggunaan, maka tidak ada efek terhadap modal kerja, yaitu modal kerja tidak berubah.
makalah-manajemen-13-638 - Copy
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa terjadi kenaikan modal dari tahun 2001 ke 2002 yaitu sebesar Rp 12.000.000 dengan rincian modal kerja pada tahun 2001 dan 2002 masing-masing Rp 62.600.000 dan Rp 74.600.000
makalah-manajemen-13-638
Analisa: Karena jumlah penggunaan  sumber yaitu sebesar Rp205.550.000, maka penggunaan sebesar Rp 205.550.000 tersebut Penggunaan, maka tidak ada efek terhadap modal kerja, yaitu modal kerja tidak berubah.Dari laporan sumber dan penggunaan dana modal kerja diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan dana yang paling menonjol adalah untuk cash deviden , mesin , tanah dan piutang dagang

Tugas Analisis Titik Impas & Analisis Sumber Pengunaan Kas

Tugas
Analisis Titik Impas
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
v  Syarat-syarat Analisi Break Even Point
a. Harga jual tidak berubah-ubah
b. Seluruh biaya dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
c. Biaya variabel bersifat proposional.
d. Jika barang yang diproduksi lebih dari satu jenis, maka komposisi barang yang dijual tidak berubah-ubah.
v Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

v Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas)
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Variabel Cost (biaya Variabel) : Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
2. Fixed Cost (biaya tetap) : Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
3. Semi Varibel Cost : Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi
Contoh Kasus
Asumsi-asumsi:
1.      Analisis titik impas digunakan untuk analisis jangka pendek
2.      Biaya dikelompokkan menjadi 2:
            a.       Biaya tetap
            b.      Biaya variable : gambarannya apabila jumlah produksi berubah maka biaya juga berubah
            Misal : Tukang gorengan
            Biaya tetapnya : kuali, sendok, kompor, tabung gas
            Biaya variabelnya : minyak goring, tepung, gas, dll.
3.      Jumlah yang diproduksi = jumlah yang dijual
TC = AC x Q
TR = P x Q   

TC    : Total Cost
TR     : Total Revenue
AC    : Average Cost
ATC  : Average Total Cost

4.      Harga jual per unit tetap
5.      Bauran penjualan tetap pada kasus multiproduk
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG5aUySngb-NdhkDUUBGywtULx5sW7pWyzVCwZJdjN9l3mTWtnGG7hyphenhyphenx_ITWoj6yTHVvzzFwZA7MkoLOn6m5Lh-WNAz3m-dr29exvdRNPUKtUwuvx-emxVRknsO9kHCIvw8rNA_ZOWJaNl/s1600/Picture1.jpg

          BEP       : 1. Berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
                        2. Berdasarkan harga penjualannya (Rp)
1.      BEP (Q) atau BEP berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
=  FC 
   P - V
Ket
FC                :Fixed Cost/biaya tetap
P                  :Harga
VC                :Variable Cost/biaya variable

Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar  300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per unit 100. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!

BEP (Q)     =    FC   
                      P – V
                = 300.000
                     100 - 40
                = 5.000 unit
atau
P- V          = contribution margin = 100 – 40 = 60
BEP (Q)     =                  FC                    
                            Contribution margin
                 = 300.000
                        60
                 = 5.000 unit
2.      BEP (P) atau berdasarkan harga penjualannya (Rp)
=        FC     
     1 – TVC
             S
Ket
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q
Total Variable Cost (TVC) = VC x Q

Dari soal yang sama diatas:
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q  = 100 x 10.000 = 1.000.000
Total Variable Cost (TVC)        = VC x Q = 40 x 10.000 = 400.000

BEP (Rp)       =        FC       
                           1 – TVC
                               S
                 =    300.000   
                     1 – 400.000
                         1.000.000
                = 500.000

BEP (Q)    = BEP (Rp)
                          P
                   = 500.000
                          100
                   = 5.000

Contribution margin ratio                  = 1–  400.000  = 0,6      
   Atau contribution to fixed cost                  1.000.000

Setiap perubahan penjualan akan menyebabkan setiap perubahan terhadap fixed cost sebesar 0,6
atau 60%

*** Margin of Safety : angka yg menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau budget sales dengan penjualan break even.
penj. yg direncanakan – penj. Pada BEP x 100%
              Penj. yg direncanakan
1.000.000 – 500.000 x 100%
             1.000.000
= 50%

Efek Penambahan Faktor Terhadap BEP
A.     Harga jual
     1.      Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar  300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per
           unit naik dari 100 menjadi 160. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!
Jawab:
BEP (Q)             = 300.000 = 300.000
                               160 – 40       120
                              = 2.500 unit

BEP (Rp)           =    300.000     
                                1 –  400.000
                                     1.600.000
                           = 400.000
        Bila harga jual dinaikkan maka BEP-nya akan turun

    2.      Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar  300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per
          unit turun dari 100 menjadi 80. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!

Jawab:
BEP (Q)             = 300.000 = 300.000
                               80 – 40       40
                              = 7.500 unit

BEP (Rp)           =    300.000    
                                1 –  400.000
                                      800.000
                             = 600.000
B.      Biaya Tetap
  1.      Ada Ada tambahan biaya tetap Rp 100.000 (300.000 + 100.000)
Memperbesar kapasitas produksi dari 10.000 unit – 15.000 unit
Biaya variabel per unit 40.
Harga jual per unit 100 – 90. Berapa BEP nya?

Jawab:
BEP (Q)             = 400.000 = 400.000
                                 90 – 40           40
                             = 8.000 unit

BEP (Rp)           =    400.000    
                              1 –  600.000
                                  1.350.000
                            = 727.000
C.     Sales Mix
Contoh soal:
Perusahaan memproduksi lebih dari satu produk
Sales = TR = Total Revenue = P. Q

Keterangan
Produk
Total
A
B
Sales
200.000
200.000
400.000
Q/unit
20.000
8.000
VC
60% x 200.000 = 120.000
40% x 200.000 = 80.000
200.000
FC
40.000
80.000
120.000
TC = VC + FC
160.000
160.000
320.000
Laba = S – TC
40.000
40.000
80.000(untung)

Jawab:
Sales mix     = A : B = 200.000 : 200.000 = 1 : 1
Produk mix = A : B =    20.000 :    80.000 = 2,5 : 1



BEPtotal (Rp)        =     FC       
                           1 – TVC
                                  S
                =    120.000
                        1 –  200.000
                               400.000
                      = 120.000/0,5
                      = 240.000

Sales Produk A           = ½ x 240.000
                                 = 120.000
TR                               = P. Q                                  
                                 = P . 20.000
P                               = 120.000/20.000
                                 = 6

 Sales Produk B             = ½ x 240.000
                                    = 120.000
TR                                = P. Q                                  
                                    = P . 8.000
P                                = 120.000/8.000
                                  = 15


Analisis Sumber Pengunaan Kas
v Pengertian
§  Laporan perubahan kas (cash flow statement) atau laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan tersebut dengan menun jukan darimana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaanya.                                       
§   Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada.
§  Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukan aliran atau gerakan kas yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan.
vSumber Penerimaan dan Penggunaan Kas
 Kas merupakan aktiva yang paling likwid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likwiditasnya.
 Oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik. Baik penerimaan maupun penggunaannya.
v  Sumber penerimaan kas suatu perusahaan
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang
2. Penjualan, emisis saham atau adanya tambahan modal dari pemilik dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang (wesel, obligasi)
4. Bertambahanya Hutang (kewajiban ) baik jangka pendek maupun panjang.
5. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas.
6. Adanya penerimaan kas karena sewa , bunga atau devuden dari investasinya, sumbangan, hadiah dan restitusi pajak. Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan karena adanya transaksi-transaksi sebagai berikut , Penggunaan Kas :
1.  Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun pengambilan (prive) oleh pemilik.
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang
4. Pembelian barang dagangan secara tunai.
5. Pembayaran biaya operasi perusahaan.
6. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pajak, denda dsb.
v Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
Penyusunan laporan perubahan kas atau sumber penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni. Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkianan adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (NoncashTransaction). Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas diantaranya sebagai berikut:
a. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, Intangible asset, dan wasting assets. Biaya operasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
b. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dengan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat ditagih lagi.
c. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dn penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena yang bersangkutan telah habis disusut dan atau suadah tidak dapat dipakai lagi.
d. Adanya pembayaran stock devidend (deviden dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadapa kativa tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
Contoh Kasus


o  Perbedaan Analisis Titik Impas dengan Analisis Sumber Penggunaan Kas

Analisis Titik Impas
Analisis Sumber Pengunaan Kas
Mengetahui hubungan antar cost, volume, harga, dan laba
Disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan tersebut dengan menun jukan darimana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaanya.

 Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi
digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada.


Mempertimbangkan alternatif serta pengambilan keputusan lain
menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut